Thursday, October 11, 2012

Customer Loyalty Program (part.1)

Hey there Readers, 

Kali ini gw mau share sedikit tentang apa yang gw tau soal Customer Loyalty Program. Sesi sharing kali ini gw bagi jadi 3 bagian:

1. Definisi, latar belakang, tujuan, serta strategi komunikasinya
2. Contoh-contoh Loyalty Program, serta Study Casenya (lokal, indo aje)
3. Kelemahan serta hal-hal yang perlu diantisipasi, Closing

Tulisan ini dibuat berdasarkan (most of it) pengalaman pribadi sebagai pihak penyelenggara loyalty program (i've done various loyalty program for a shopping centre these last 4 years), dan sebagai penikmat alias konsumen. So, ini dari 2 kacamata : produsen-konsumen. 
Semoga bermanfaat yah :)

Definisi
Secara bebas, gw mendefinisikan Loyalty Program sebagai sebuah konsep berisi usaha-usaha, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh produsen/penyedia barang & jasa yang tujuannya menarik konsumen serta menjadikannya repeat customer
Hellooo? Siapa sih yang ngga mau punya repeat customer? (Kalo ada yg ngacung, gw mau ketemu sama lo gan!)
Nyari customer baru itu lebih mudah secara strategi tapi lebih mahal 5x lipat soal biaya. Challengenya beda banget antara nyari yang baru dan mempertahankan yang lama. Ini aja udah jadi alasan kuat pentingnya Customer Loyalty Program dalam sebuah bisnis.
Ok sebelum lanjut, gw mau ganti istilah Repeat Customer jadi Loyal Customer biar lebih nampol. 
(#tarik napas panjang)

Loyal Customer adalah simbol konsistensi (bahkan improvement) atas value dari produk/jasa yang ditawarkan produsen. Bayangin aja kalo seorang new customer mengalami first time experience yang ngga enak, 99% dipastikan customer tersebut ga bakal balik lagi. (Meskipun ada beberapa case, dimana customer balik lagi untuk memastikan dirinya atau produsennya yang salah)

Loyal Customer juga jadi intangible asset bagi produsen.  
Why? Pertama karena biasanya kelompok ini bisa jadi agen-agen "WOM (word of mouth) marketing" ngga resmi-nya produsen. Mereka bisa share pengalaman mereka ke keluarga, kerabat, teman, even strangers sekalipun.  
For example, gw pernah ganti status BBM jadi gini "all, gw lagi dilema beli kamera merk apa, any suggestion?". And guess what, dalam sekejap BB gw bunyi tenot-tenot rame banget. Isinya temen2, sodara (yg jarang banget gw ajak ngobrol), sampe stranger yg mulai "campaign" merk kecintaan mereka masing2 sambil sebutin plus2nya (ga ada yg sebutin minus loh.. hahahaha).
Look how great is that! Produsen dapet sales marketing agent "gratisan", tanpa dibayar, bahkan ngasih testimoni tulus atas pengalaman pribadi. 

 ilustrasi word of mouth

Kedua, Loyal Customer bisa jadi "auditor" (lagi-lagi GRATISAN) atas produk/layanan tertentu. Begitu ada sesuatu yang beda dari produk/jasa (misalnya menu di restoran yang keasinan, layanan salon yang standar keramas 10 menit, jadi cuma 5 menit), loyal customer bakal dengan gampangnya mendeteksi hal ini dan bahkan mengeluarkan kritik. Kalo customer baru ga bakal tau itu masakan diluar standar biasanya, ga bakal tau kalo seharusnya dikeramas lebih lama, ga bakal tau seharusnya dapet minum gratis setelah refleksi, dll. Saat dikritik oleh loyal customer, be happy. Itu artinya mereka sayang sama kita (cieee..), mereka mau standar layanan dan produk kita ngga turun, mereka mau kita konsisten bahkan lebih baik lagi.

                                                             ilustrasi kritik/complaint

That's why produsen harus terus konsisten - bahkan meng-improve- kualitas produk dan layanan yang diberikan, supaya si loyal customer ini tetap happy. Happy enough sehingga dia dengan senang hati merekomendasikan produk/layanan tersebut ke orang lain.

Latar belakang dan Tujuan
Munculnya ide Loyalty Program untuk customer didasarkan pada basic need setiap bisnis, yakni to survive and to succeed. In terms to survive, a business needs customer -especially the loyal ones.  
Ibaratnya, Customer baru adalah peluang, posisinya masih di awan-awan karena belum benar-benar dalam genggaman. Beda dengan Loyal customer yang adalah target jelas, ada dalam genggaman. Tinggal bagaimana cara kita memaintain keloyalan tersebut. 
Selain mempertahankan konsistensi value dari produk dan jasa yang ditawarkan, produsen juga harus membuat terobosan-terobosan baru dalam bentuk program-program loyalti (nanti kita bahas contohnya ya). Hal ini bertujuan untuk "memanjakan" loyal customer serta membuang jauh2 kejenuhan akan produk/layanan kita (tentunya selain diversifikasi produk).
Who needs loyalty program?
Bisnis apakah yang butuh loyalty program? Well i can say "all business who need loyal customer". Mau perusahaan besar, perusahaan kecil, UKM, online shop, bahkan tukang gorengan pun bisa implemen loyalty program dalam bisnisnya.

Strategi Komunikasi

Sebagus-bagusnya loyalty program yang dibuat, kalau tanpa strategi komunikasi pemasaran yang baik sama aja mubazir. Hasilnya bakal ngga maksimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi program:

1. Analisa Pasar/Customer
Kenali dan analisa baik-baik customer behaviour. Misalnya, mau bikin program free gift untuk customer. Jangan pilih hadiah panci atau setrikaan kalau customer/market lo kebanyakan anak kuliahan, lo bisa pilih flashdisk atau mp3 player. Intinya program yang dibuat harus nyambung sama "jiwa" customer lo. Rumus jitu lainnya, coba tanya ke diri lo sendiri, kalo misalnya lo anak kuliah, lo lebih pilih setrikaan atau flashdisk?

2. Analisa Media
Pilihan media untuk "mengiklankan" program udah buanyak banget diluar sana. Mulai dari media konvensional seperti koran, majalah, radio, brosur, poster, spanduk, baliho,- sampai ke social media seperti FB, Twitter, Tumblr, Youtube, web banner, or even software application (bikin games ringan/kuis). Tinggal pilih mana yang tepat dan sesuai dengan konsumen lo. Misalnya bisnis lo di dunia otomotif, ya jangan pasang iklan di majalah tanaman dan satwa. Sebelum menentukan media mana yang lo gunakan, minta marketing kit dari provider media tersebut, biasanya ada info berapa banyak oplah/terbitan/pendengar, SES nya apa, presentasi gendernya, education level dllnya sebagai bahan pertimbangan. Kalau bisa, sekalian coba googling atau cari tau pengalaman orang lain yang pernah menggunakan media tersebut, efektifkah?

3. Analisa Budget
Tentu saja UUD, ujung-ujungnya duit. Lo punya cita2 mau iklanin program lo di koran K***as 1 halaman berwarna, tapi budget lo cuma 10 juta. Monggo nyetak koran sendiri yah juragan.. hauhauahuahua.
Sesuaikan dengan budget. Jangan "Se-efisien" mungkin, tapi "Se-efektif" mungkin. 
Contohnya, lu punya budget 10 juta. Kalo bikin brosur dapet 50rb lembar. Kalo SMS Blast dapet 28rb nomor. Nah disini lu harus pinter2 ngitung matematikanya. Kalau gw pribadi, gw bakal pilih SMS Blast 28rb nomor. Secara kuantiti memang lebih sedikit dr brosur 50rb lembar. Tapi ada pertimbangan2 lain spt: harus sewa SPG/pembagi brosur lagi (dah gitu sering ngasih asal-asalan, 1 orang dikasih 5 lembar), seringnya brosur ditolak-kalau diterima pun ujung-ujungnya keseringan dibuang (jadi nyampahin kota tercinta, kasian pohon2 yang ditebang buat kertas2 itu.. -curcol aktifis lingkungan). Sementara SMS, meskipun ga berwarna, tapi tepat sasaran, Dr awal lo bisa nentuin mau sms ke target yg spt apa? yg rumahnya di daerah X, usia sekitar X, pemakaian pulsa per bulan min X, dll. SMS Blast lebih segmented, targeted, dan direct langsung dipelototin di depan mata customer yang baca.
Intinya balik lagi, manfaatkan budget dengan memilih media yang paling efektif, bukan yang paling efisien.

Readers, lanjut part 2 ya.. gw nge-teh dulu bentar

Wednesday, October 10, 2012

Cara Pasang Tali Sarung Guling

Yuhuu Readers,

Kali ini gw mau share tentang cara masukin tali ke dalam sarung guling. Well mungkin udah banyak yang tau, but i'm sure di luar sana masih ada yang belom tau trik mudah ini.

Step by stepnya disimak dimari yah..






Step 1:
Siapin dulu sarung gulingnya, tali-talinya serta 1 buah peniti













Step 2:
Pasang peniti di salah satu ujung tali, seperti gambar ini











Step 3:
Masukkan peniti yang sudah ditusukkan ke tali, ke dalam lubang di ujung sarung guling












Step 4:
Dorong terus peniti yang sudah ada di dalam sarung guling, dorong terus sampe ujung











Step 5:
Horeee, akhirnya si peniti keluar juga di ujung satunya, tinggal tarik.. selesai deh tugasnya :)










Sekian tips kecil dari gw yah Readers, jangan dicela kalau bobot tips ini tidak se-massive "tips melanggengkan hubungan rumah tangga" or tips "meningkatkan IQ secara permanen" or tips2 lainnya.

Ciao`

Ayam Goreng Mentega Pertamaku

Readers, 

I'm not a Cooking Mama. Waktu-waktu yang gw habiskan di dapur rata2 cuma buat "maen masak-masakan" alias masak kecil-kecilan spt bikin mie instant, nasi goreng, chicken nugget, kentang goreng dan menu2 simple lainnya yang ber-"bahan dasar" tinggal celup minyak n oseng2.

Dan semalam adalah pertama kalinya gw masak Ayam Goreng Mentega dengan modal nekat. Resep pun karangan sendiri..

Bahan:
Daging ayam (2 paha atas, 2 paha bawah)
Bawang Bombay 1 siung (iris tipis2)
Jeruk Nipis 1 buah
Minyak Sayur 1 sendok makan
Kecap Manis cap Bango 2 sendok makan
Saos Tiram ABC 2 sendok makan
Mentega Blueband 4 sendok makan (--> wajib dikurangi krn ini hasilnya kebanyakaaan!)
Penyedap rasa 1 bungkus

Cooking proses
1. Goreng ayam dulu sampe bener2 mateng (pake api kecil), sebelum digoreng better ayamnya dibaluri garam/penyedap rasa secukupnya supaya gurih. Angkat dan tiriskan ayam yang udah sukses tergoreng
2. Di wajan yang udah bersih, panasin minyak sayur 1 sendok makan, kalo dah panas masukin bawang bombay yang udah diiris tipis2, lanjut oseng2.
3. Masukin kecap manis & mentega , lanjut oseng2.
4. Setelah bawang mulai lemes, masukin penyedap rasa (abisin aja sisa dari yg dipake sedikit buat balurin ayam pertama kali), lanjut oseng2 biar nyampur rata
5. Masukin ayam2 yg udah digoreng tadi ke wajan. Tuang saos tiram ABC 2 sendok makan dan aduk sampe rataaa, apinya kecil aja biar ga cpt gosong dan bumbunya meresap.
6. Cobain dulu, kalo kurang asin dan gurih bisa + saos tiram lagi dikit, kalau kemanisan tambah penyedap rasa lagi, lalu aduk2 again sampe rata.
7. Kalau sekiranya udah rata dan rasa udah pas, baru deh diangkat dari wajan. Taro di piring cantik, kuah2 menteganya juga disiremin diatasnya. Terakhir, peres jeruk nipis diatas hidangan.
8. Nom nom nom.. waktunya makaaaann

Hikss sayangnya menurut may hasbun, masakan gw semalem kebanyakan menteganya. So readers, kalo mau nyobain resep ini menteganya dikurangin aja yah jd 2-3 sendok untuk porsi kecil.

Thanksalot buat may lavly hasbun yang udah mau jadi kelinci percobaan, (yang penting ga mules kan yank?) wahuahauhauahuhaa..

Next eksperimen apa lagi yah readers?

Wednesday, September 12, 2012

Call Center Bank

Readers, 

Gw mau share dikit soal pengalaman menghubungi call center beberapa bank. Yang mau gw ulas kali ini : BCA, HSBC, Mega, berhubung gw pemegang kartu kredit dari 3 bank itu.

mulai...

1. BCA
Call center: Halo BCA 500888
Akses cukup mudah, kalo mau ngomong sama petugas customer service langsung ada menunya, ga ribet. Petugas cust service nya juga ramah dan sabar (gw pernah telpon sambil marah-marah soalnya). 

2. HSBC
Call center: 021-52914722 (64722 dr HP)
Gw paling males nelpon ke HSBC gara2 ga ada menu pilihan untuk langsung bicara sama customer servicenya. Kita emang diputer2 dulu, kudu dengerin informasi tagihan lah, apalah, baru keluar menu pilihan "berbicara dengan petugas contact center kami"

3. Bank Mega
Call center : MegaCall 7917-5555 << (nelpon kesini SUSAH nyambung!, Better langsung telpon MegaCall yang baru di 021-500010 atau 021-60010 !
No telepon baru ini TIDAK diinformasikan nyaris di media manapun! Gw dpt nomor ini karena setengah mati nelpon ke 79175555 GA PERNAH nyambung2, sampe akhirnya gw samperin langsung Bank Mega terdekat sambil complaint keras. Akhirnya diinformasikan bahwa ada nomor telepon lainnya yakni yang udah gw sebutin di atas.
Untuk  layanan  customer servicenya masih lebih mudah diakses dibanding nelpon ke HSBC.

Semoga informasi ini berguna, terutama nomor telepon barunya MegaCall

Friday, September 7, 2012

Balada Suster Pulkam, rangkuman.. hahahaha

Readers, 

I'm so deeply-deeply sorry karena gagal merekap day-to-day perjuangan gw tanpa babysitter pas liburan lebaran kemaren. So many things happened back then, mulai dari gw sakit berhari-hari sehingga terpaksa my little girl harus diungsikan ke rumah omanya supaya ga ketularan, terus laki gw yg juga ikut-ikutan sakit.. hadeuhhh pokoknya ribet banget deh.

Intinya, hari Kamis 30 Agustus pagi2 jam setengah 8, babysitter gw nongol di depan rumah sambil nyengir2 n bawa oleh2 rengginang :D

Untungnya proses peralihan dari gw ke babysitter ga nyampe setengah menit. Pas anak gw liat susternya, dia ternyata masih ngenalin meskipun ditinggal 2minggu. 

Nah rangkuman dari cerita gw ini adalah, 

1. Spending a whole day with my baby girl was tiring, cape.. tapi happy. Banyak hal2 kecil yang dia lakuin yang bikin gw takjub. Kaya misalnya dia tiba-tiba mungutin semua baju kotor, sampe kain jenis apapun yg ada di lantai terus dimasukin ke ember baju kotor yg buat dicuci. Terus setiap dia abis pake baju/dikasih pita, pasti langsung ngacir ke cermin gede buat ngaca sambil nyengir2 joget (centilnya akut!). Terus dia juga udah bisa panggil "daddy" ke bapaknya--> ini sih gw antara senang dan sedih, masa manggil gw belom bisa??? ini gara2 bapaknya kaga ngajar2in juga neh! grrrr.. gw mulu yg ngajarin "deedddyyy..deddyyyy..panggil deddyyyy"
Pokoknya banyak deh precious moment yang gw lewatin sambil liat perkembangannya dia, a luxury that i can't have when i'm working

2. Jadi babysitter tuh ga gampang. Orang2 mikir cuma jagain, kasih makan, nidurin, mandiin, nyebokin. well, it's a lot more than that! Ga heran gaji suster ga ada yang di bawah 1 juta. Gw pribadi sih rela bayar suster mahal, selama dia bener2 bisa treat anak gw dengan baik (upss, jangan sampe suster gw baca, tar dia minta raise gaji .. hahahaha)
So parents, kalo kalian udah nemu babysitter yang baik dan cocok, treat her well. Jangan dijudes2in, jangan pelit2, jangan kasih dia alasan untuk jahatin anak kita sebagai bentuk balas dendam saat kita ga ada. But stay alert, krn babysitter yang jahat (spt yg sering kita liat beritanya di youtube/broadcast bbm) juga banyak.

Sekian dulu episode Balada Babysitter Pulkam, see u next year for the next similar experience.

Ciao, :D

Friday, August 17, 2012

Balada Suster Pulkam Lebaran - day 2

Hi readers,

16 Agustus, ini hari "tanpa babysitter" gw yg kedua. Gw bangun jam 6 pagi, bukan karena kemauan gw tapi karena taxi pesenan gw semalem udah nongol dong di depan pager rumah sambil ketok2. Padahal gw dah pesen jam setengah 7, ehhh dia dateng kecepetan stgh jam! (Dasar orang indo, ngaret salah.. kecepetan dtg malah ngoceh.. kikikikik maap pak supir). Akhirnya dengan rambut aut2an dan baju tidur belel, gw buka pintu rumah n bilang ke supirnya "Pak, tunggu dulu yah, saya pesennya jam setengah 7, sekarang masih jam 6, saya siap2 dulu".. supirnya dgn sopan menjawab, "iyah, iyah silahkan bu". Mungkin dia ogah juga kali yah kalo ngangkut gw saat itu juga dalam penampilan mirip mak-lampir.

Adohh gileee ini mata sepet banget! Gw pengen tidur 10 jam lagi pleaseeee.. (batin gw yang ngarep ketinggian). Akhirnya dengan terpaksa, gw mandi n beres2 ngantor. Yupss, hari ini gw ngantor, ini hari terakhir sebelum libur panjang (nye nye nye nye nyeeeeeee ) (¬‿¬) , so planning hari ini adalah menitipkan anak gw di rumah mertua sampe sore nanti.
Lanjut, begitu dah siap, gw lgs gendong pelan2 anak gw yg sementara pules di ranjang. Di sampingnya ada laki gw yg masih deepsleep (enak banget dia kerja lebih siang dr gw..). Gw berusaha selembut mungkin gendong anak gw dr ranjang dengan harapan dia terus tidur selama di taxi dan pas sampe rumah mertua gw. Gendongan pertama sukses,.. hufff dia masih pules. Pelan2 gw buka pintu kamar,.. dia masih pules. Sampe ruang tamu, mendadak anjing gw si Chelsea ngegonggong.. wanjreeetttt!! anak gw lgs bangun dengan kaget
 (╥﹏╥) . Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan kondisi dia seger bener di taxi sambil berdiri2, kepo liat pemandangan luar..

20menit kemudian, tibalah gw di rumah mertua indah. Ternyata 1 rumah masih pada tidur semua, gw lumayan lama ngetok2 pintu depan kaya tukang kredit, sampe akhirnya ipar gw yg paling kecil bukain pintu. Ga pake babibu, gw langsung masuk ke dalem rumah, n nyamperin mertua gw yg masih pules.. "mih.. mih.. mamih..". untung mertua gw baik hati dan tidak sombong, mungkin kalo gw yg jadi mertua udah ngamuk2 dibangunin pagi2.. jadinya dia bangun dan langsung gendong anak gw ngajak bobo barengan lagi. Begitu gw pergi keluar kamar, mulailah anak gw meraung2 minta ikut.. huff.. hanya bisa mengelus dada sambil mbatin "sabar ya sayang, nanti sore mommy jemput kamu"

skip skip skip skip

Sore gw jemput anak gw, rencananya mau pulang naek taxi, tapi akhirnya nebeng sama ipar gw yang mau ke mall sama cowonya. Gw diturunin di salah satu lobby yang TIDAK ADA pangkalan taxinya.. oemjiiii. Imagine, gw gendong anak gw beratnya 10kilo, plus bawa tas baby 7kiloan, plus bawa tas gw 3-4kilo, plus bawa 1 kantong plastik jualan gw 5kilo yg ga jadi dikirim gara2 JNE tutup! Kurang lebih gw menanggung 25kg beban. Rempong banget dahhhh pokoknya. Entah kekuatan super darimana yang bisa bikin gw kuat jalan ke lobby lain dengan beban segitu banyak n pake acara nyelip2 diantara kerumunan orang. Gw berdoa aja dalem ati supaya tas2 berat gw kaga nyenggol nenek2. Soalnya kalo nyenggol bisa dijamin nyungsep, secara beraatt n gw jalan cepet2 supaya ga kerasa lama2 beratnya.

Thanks God di lobby lain banyak taxi yang nunggu, so gw langsung masuk ke dalem n taxi pun meluncur.

Sampe di rumah gw, ups maksudnya sampe di depan gang gw, taxi gw minta stop krn ga bisa masuk gara2 ada mobil tangki lagi restock toko "air isi ulang" deket rumah gw. Oh God... kuli panggul mode: on., jalan kaki sampe rumah. Buka pager aja setengah mati, dah males gw nutup lagi.. gw biarin aja kebuka gede n ntar tinggal minta orang rumah tutupin. Sampe kamar, sambil ngos2an gw liat laki gw lagi tiduran sambil maen iPad! WTFF??!! Dia liat gw dateng cuma nengok trus lanjutin maen, soalnya dari posisi dia duduk, dia cuma ngeliat gw gendok anak gw. So maybe dia pikir, ahh no help needed. Pas gw ngelangkah 3 langkah dengan ngos2an, dia langsung loncat nyamperin sambil bantu gw gendong anak gw n lepasin tas 1-1 dari leher dan pundak gw yg menderita.

Arrrghhhh gilaaa cape bangett dah ahhhhh! Pengen tiduran cuma ga bisa. Buru2 gw mandi, lalu lgs masakin bubur buat anak gw. Malemnya laki gw pamit mau ngopi bareng temennya, gw kasih pergi. Tinggallah kembali gw berdua dan si ucrit 1..
Sorak sorai bergembira saat liat anak gw mau makan masakan gw.. makasih ya sayang..
untungnya malem ini dia ga susah ditidurin.. setelah dia tidur, ga lama kemudian gw lgs tepar..
yaps, gw lgs pules (dan kalo ga salah sambil nganga dikiiiittt...)

sekian kisah hari ini, besok day 3.. wish me more luck

Thursday, August 16, 2012

Balada Suster Pulkam Lebaran

Mayday mayday..

Tanggal 15 Agustus 2012 malem, suster baby gw yang namanya Warinah pamit pulkam 2 minggu dalam rangka lebaran ke Ngawi, Jawa Tengah. Berhubung udah 3bulan terakhir ini gw dibantu suster, sekarang pas dia ga ada mulai dah kelabakan ngurus baby seorang diri..

Wahai suster, ternyata sungguh berat perjuanganmu..

=================================
Hari-hari penuh perjuangan dimulai (update sampe suster balik)

Day 1, 15 Agustus sore
Pulang dari kantor pas sampe rumah gw liat suster lagi nemenin anak gw nonton Disney Junior sambil suapin jelly. Abis gw mandi dan beres2, gw suruh suster siap2in barangnya buat pulang supaya ga kemaleman dan masih dapet busway. 10 menit kemudian, si suster balik ke kamar gw udah rapih dan cakepan dikit (mau ketemu suami soalnya.. uhuk uhuk). So, gw langsung kasih gaji bulan lalu (yang dia minta pegangin dulu sampe dia mau cuti), dan gaji setengah bulan ini. Terus gw tambahin ongkos bis buat ke Kebayoran Lama (ke tempat suaminya, lalu besok subuh baru jalan ke Ngawi). Jam setengah 8 dia pamit sama orang rumah.. dan mulailah gw + baby di kamar berdua. Suami lagi pergi mancing sama ade gw and temennya (kok gw jadi agak2 curiga dia menghindar dari tugas gantian jaga baby yah? *lirik kanan kiri*).

Cukup menyedot energi, ngikutin anak gw yang baru lancar jalan kesana kemari. Berani banget turun dari sofabed sendiri, dan gw kudu standby takut kakinya ga mendarat dengan baik. Seliweran sana sini, bongkar ini itu, duduk nonton, seliweran lagi..dst dst dst, sampai suatu ketika terdengar suara "Hhhgghhhh..!!" (ayo gimana bacanya coba? wkwkwkwk.. bacanya kaya orang ngeden di WC).. yups, my baby is pooping.. dan baunya cukup hina ahuahauhauhauha.. gw tungguin bbrp menit karena biasanya dia pup dicicil. Setelah memantau keadaan cukup aman, dan ngga ada acara ngeden ria, gw bawa dia ke kamar mandi untuk cebok alias bersihin. Buka pampers, melihat gumpalan istimewa, lalu gulung pampersnya. Ambil semprotan/shower dan mulai bersihin.. setelah ngerasa bersih, langsung gw gendong n bungkus handuk, dan gw gantiin bajunya jadi baju tidur.
so far so good..

selang 30 menit kemudian, eh dia ngeden lagi.. *tepok jidat*, sambil mandang gw penuh arti, idung kembang kempis.. (asal jangan sampe di benaknya dia mikir "ngeliat muka mommy aku jd mau ee lagi"). Kesimpulannya, ini pooping part.2 kayanya masih sambungan yg tadi, bahkan klimaksnya krn baunya lebih hina lagi. Gw pernah baca statement yg katanya pup anak = salah satu surga bunda. Artinya anaknya sehat, masih pup normal dsb dsb.. well berdasarkan statement itu, gw berusaha keras mensugesti diri ini bahwa gw sedang mengalami nuansa dan kewajiban surgawi.
Cebok part 2 mulai,..
Ternyata baju tidur yang baru gw gantiin malah bikin ribet dalam proses cebok mencebok. Intinya ditambah anak gw yg gerak2 pas dicebokin, gw jd panik n taro shower yg dalam keadaan nyala di lantai.. walhasil nyembur lah itu shower ke muka dan badan gw. Begonya, bukannya matiin aja kerannya, gw malah berusaha nginjek/nutup shower di lantai pake telapak kaki. Yang ada semburan berbelok ke arah anak gw.. awkakakaka, kocak juga kalo gw inget2.
Intinya gw dan anak gw keluar dari kamar mandi dalam keadaan setengah basah..
Buru2lah gw gantiin semua bajunya, ambil minyak telon dan usapin ke badannya depan belakang, lalu gantiin baju baru. Setelah dia beres, baru gw yg ganti baju.

Not finished yet, challenge berikutnya adalah nidurin dia. Heran gw gmn caranya suster gw gendong2 dia, tepok2 pantad dikit, n ga bbrp menit langsung pules. Gw gendong, sambil muter2 kamar, tepok2, plus gw kasih bonus senandung suara gw, teteeepp aja ga mau tidur. Padahal dia udah nguap2 mulu, udah kucek2 mata. Apa jangan2 justru karena faktor suara gw dia malah ga bs tidur? Setelah pundak ini cukup lelah (fyi, gw gendong dia pake kaen gendongan lumayan perjuangan, krn bbrp kali salah lilit jadinya merosot terus tu kaen), gw taro baby gw yg masih belom mau tidur di ranjang gw. Terus gw rebahan juga disebelahnya sambil tepok2.

entah bbrp saat kemudian.. ada blank spot.. karena ternyata justru gw yg ketiduran sodara-sodara! Gw liat anak gw juga udah tidur. Tapi gw yakin banget kalo gw yg ketiduran duluan, soalnya ingatan terakhir gw, baby gw masih guling sana sini (masih aktif.com). Hadeeuuhh, maapin mommymu ya nakkk... jadi kamu yg nidurin mommy :(

Well practice makes perfect, ini baru day 1.. masih panjang ceritanya. Wish me luck readers,..

Working Mom, anyone?

WM = Working Mom (ibu rumah tangga yang sambil berkarir)
FTM = Full Time Mom (ibu rumah tangga sepenuh-penuhnya)

Readers,

Beberapa waktu lalu gw sempet liat salah satu display picture temen gw di bbm yang isinya tentang betapa hebatnya Full-Time Mother, karena bisa merangkap segalanya (menurut sumber: jadi istri, jadi ibu, jadi tukang cuci, jadi koki, jadi tukang pijit, jadi pembantu, jadi bendahara, dll). Beberapa kali juga gw terlibat perbincangan semi panas sama sodara gw (a FTM with two kids below 5 y.o). Saat itu dia bilang, "lo enak banget sambil kerja, ngga pusing ngurus anak. Ga kaya gw nih ibu rumah tangga se-tangga-tangga-nya, ngurusin rumah, ngurus 2 anak badung2 ga bisa diem, belom lagi ngurus laki gw." Seolah-olah tersirat, jadi FTM itu lebih noble, tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding WM.

Hey jeung yang disana, taukah kamuuu?

Seorang ibu memilih jadi WM alasannya banyak, kebanyakan karena mendukung perekonomian keluarga. Menambah income bagi keluarga yang ujung-ujungnya supaya ada dana yang cukup untuk memberikan pelayanan terbaik buat anak, susu terbaik, mainan terbaik, sekolah terbaik, dsb.
Argumen ini seringkali dipatahkan dengan kalimat: "kenapa ga married sama orang kaya? jadi kan segala sesuatu serba tercukupi." .. eits, jangan generalisasi semua wanita seperti dirimu ya sayang.. gw pribadi (jujur sejujur-jujurnya) tidak menilai materi yang dimiliki (calon) pasangan sebagai hal mutlak yang menjadi pertimbangan untuk berumahtangga. Uang itu penting, tapi ketergantungan, dependency towards money sometimes bikin kita kehilangan cinta yang sebenarnya (cieileee.. kok jadi blog romantis gini kawan?). Coba aja liat berapa banyak rumah tangga yang kisruh gara2 uang?
So i have a state of mind, dimana gw harus indendent, harus berkontribusi terhadap keluarga gw dari segala sisi, selama gw masih produktif dan mampu.

Memilih jadi WM bukan (selalu) karena ga bisa or ga kuat ngurus anak. Gw pribadi lebih milih selalu ada di sisi anak gw, terutama dalam masa golden age-nya, masa pertumbuhannya, ketimbang ditemenin terus sama suster but i can't. Di kantor, pasti mikirin anak juga. Apalagi kalo anak lagi kurang sehat, mana bisa konsen di kantor? Dikit-dikit nelpon ke rumah, nanyain suster gimana keadaan buah hati tercinta. Buka2 foto or videonya di HP.. intinya we still love our kids so much wherever we are!

Jadi WM sama sekali bukan pekerjaan mudah! Tanpa bumbu men-diskreditkan FTM, gw memberikan kesaksian sebenar-benarnya (maybe other WM out there punya testimoninya sendiri2). Kesibukan gw, bangun pagi, siap2 ke kantor, lalu ngecek suster yang lagi masak makanan anak di dapur. Liatin bahan-bahan yang dia pake, nyobain makanannya, lalu balik ke kamar. Cium pipi dan jidat anak gw yang masih pules, sambil pasang barikade bantal guling yang banyak supaya dia ngga jatoh dari ranjang. Sampe di kantor, mulai ribet sama kerjaan, deadline ketat, bos yang lagi sensitif, temen kerja yang reseh, dan segala macem masalah di kantor.. belom lagi ngurus bisnis sampingan online shop gw (hahahaha, tambah 1 istilah BM, Business Mom). Customer nanyain paket ga sampe2, nawar harga ga pake perasaan, nanya detail soal produk.. hadeeeuhh macem2 dan pernak-perniknya. Sampe rumah setelah melalui perjuangan macet di jalan ditemenin asap knalpot bajaj yang memperpendek usia paru-paru gw, buka pintu langsung disambut sama senyumnya anak gw sambil jalan miring-miring (maklum belom stabil jalannya).. hati lgs terasa plengg.. ilang semua cape (sugesti yg gw tanamkan di diri). Abis itu mandi bersih2.. urus suami makan dan pekerjaan rumah lainnya. Sebelom tidur, maen sebentar sama anak.. 

Sedih banget kan, cuma bisa main sebentar sama anak karena dia udah kecapean main seharian.. 
Syukurlah anak gw bobo seranjang sama gw dan suami, jadi gw bisa deket dia sampe pagi. Setiap tengah malem dan jam 3, dia bangun minta susu.. so gw yang standby saat itu. Ga ada deh ceritanya tidur 8jam nonstop spt jaman waktu masih jomblo.. pasti ada interupsi bbrp jam sekali. Paginya, ulang lagi rutinitas spt itu.

See? being a working mother is also a challenge.
Kami dituntut oleh dua pihak to perform well, even better.
Keluarga menuntut harus bisa tetap jadi ibu dan istri yang baik
Kantor menuntut harus bisa tetap jadi karyawati yang baik

We also barely have time for ourselves, sulitnya shopping tanpa bawa anak, perawatan rambut dan tubuh yang sering terbengkalai, apalagi soal hobi.. jauhhhh banget dah kayanya.

So, WM dan FTM sama2 hard menurut gw.

We both women.. we have the same common issue.. respect each other

I'm back to me

inspired by Evita Nuh, fashion blogger muda Indonesia yang masih sangat-sangat belia (jika dicompare with my age), gw merasa terpanggil to the one thing that i used to be so passionate about, writing..

Gw yang dulu, yg masih unyu, suka banget nulis. Apa aja gw tulisin, mulai dari curhatan sendu di diary jaman SD (gara-gara diomelin bokap or ga dikasih uang jajan), bikin puisi terus dikirim ke majalah Bobo, ikutan klub sahabat pena sama anak2 internasional (heyy, dulu belom ada email)-yang kalo gw pikir-pikir takjub juga sekarang krn waktu SD taon 90an kayanya skill bahasa inggris masih YES,NO,THANKYOU tapi bisa sahabat pena-an sama orang Aussie, terus juga favorit gw bikin cerpen sama cerbung yang jadi konsumsi private gw. Entah berapa kali waktu di masa gw masih pake seragam merah-putih (SD)dan di awal masa seragam putih-biru (SMP), pengen ngirim karya-karya gw ke majalah anak dan remaja kala itu. Berharap someone that i don't know will read my story, my writing, my crazy fantasy. Sayangnya, before semua itu kejadian (or lebih tepatnya, before internet went public in Jakarta) pergaulan gw men-distract kecintaan gw menulis jadi beralih ngikutin temen2 gw ngefans sama boyband!

Tersangka utamanya = BACKSTREET BOYZ and BOYZONE!! Kalo gw inget2, setiap pulang sekolah pasti gw beli posternya mereka di abang2 penjual poster. Bela2in ga jajan es teh sedot demi beli majalah remaja yang ngasih bonus pin-up poster boyband itu. Alangkah tersesatnya diriku kala itu sodara-sodara..
Masuk ke jaman SMA, dimana internet udah mulai umum dan warnet2 baru muncul 1-1, dahaga gw buat back to writing belum bisa terfasilitasi, secara blog belom nongol saat itu dan gw mulai sibuk terjun dalam dunia cinta monyet.. so kehidupan tulis menulis gw sampai SMA hanya sebatas mengerjakan PR dari bapak ibu guru bertangan besi (jaman dulu galak2 gurunya), nyalin catatan di sekolah and surat-suratan sama pacar.
Zaman kuliah udah beda lagi, internet gw pake buat nge-game.. ga kepikiran sama sekali buat nulis or ngeblog whatsoever.

Sekarang, entah dorongan dari hati yang paling dalamkah, or seperti tulisan awal gw yang mention Evita Nuh sebagai inspirasi (i'm not a fashion blogger, note it!), i really want to start writing, start doing something that i love. Selama ini something has been missing in my life. Well yeah, i do have people that i love and love me back around me.. but so many things i can only share by writing. Writing satisfies me. I have to do it, i need it. 

So bear with me readers,.. I'm gonna put it all in writing, my life.